Fithriyah: Karnaval Budaya Jadi Jalan Bawaslu Lebih Dekat dengan Masyarakat

Ambarawa – Bawaslu Kabupaten Semarang, memandang Karnaval Budaya dalam rangka HUT ke-80 RI dan Hari Jadi ke-320 Ambarawa sebagai momentum penting untuk memperkuat kedekatan antara Bawaslu dan masyarakat.

Menurut Fithriyah Koordinator Divisi SDMO Bawaslu Kabupaten Semarang, kehadiran Bawaslu dalam karnaval bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarana untuk menyampaikan pesan demokrasi dengan cara yang ramah dan membaur. “Melalui budaya, kita bisa masuk ke ruang publik dengan cara yang menyenangkan. Ini bukan sekadar karnaval, tapi juga pendidikan politik,” tegasnya.

Fithriyah menambahkan, seringkali masyarakat menganggap pengawasan pemilu sebagai sesuatu yang kaku. Namun dengan pendekatan budaya, Bawaslu ingin mengubah persepsi itu. “Kita ingin menunjukkan bahwa pengawasan adalah kerja bersama, bukan tugas segelintir orang. Lewat karnaval, pesan itu bisa sampai tanpa terkesan menggurui,” jelasnya.

Ribuan warga yang memadati jalan tampak antusias melihat kontingen Bawaslu. Mereka menyambut dengan senyuman, bahkan beberapa ikut meneriakkan yel-yel pengawasan yang dibawakan peserta Bawaslu. Momen ini juga penting untuk membangun citra positif lembaga pengawas pemilu. “Jika masyarakat sudah merasa dekat, maka partisipasi mereka dalam pengawasan akan lebih mudah terbangun. Demokrasi tidak bisa dijaga sendirian,” tambahnya.

Bawaslu juga membawa mobil hias dengan ornamen bertema pengawasan. Kehadiran mobil tersebut menjadi daya tarik tersendiri di sepanjang rute, sekaligus memperkuat citra bahwa demokrasi adalah pesta rakyat yang harus dijaga bersama. Karnaval budaya adalah contoh nyata bagaimana lembaga pengawas bisa turun ke jalan bersama rakyat, membaur, sekaligus memberikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga integritas demokrasi.