Bawaslu Kabupaten Semarang Menggandeng Kelompok Seni dan Budaya dalam Mengawasi Pemilu 2024
|
UNGARAN - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Semarang melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pengawasan Partisipatif dengan tema “Mari Bangkit Bersama Awasi Pemilu 2024 untuk Wujudkan Pemilu Bermartabat Melalui Seni dan Budaya” pada Kamis (25/5/2023) di Hotel Terra Cassa, Bandungan. Kegiatan yang dihadiri oleh kelompok seni dan budaya, organisasi masyarakat (Ormas) dan organisasi kepemudaan (OKP) se-Kabupaten Semarang, bertujuan untuk mengajak kelompok seni dan budaya dalam melakukan pengawasan partisipatif guna menyukseskan pemilu yang bermartabat.
Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang, M Talkhis memberikan sambutan sekaligus membuka acara
Ketua Bawaslu Kabupaten Semarang M. Talkhis dalam sambutannya mengatakan terdapat potensi pelanggaran Pemilu dengan memanfaatkan seni dan budaya, Di Kabupaten Semarang sendiri tercatat pernah ada pagelaran wayang ditumpangi politik.
“Pada masa kampanye Pemilu 2019 ada pagelaran wayang kulit di salah satu desa menghadirkan dua calon legislatif, yaitu calon anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dan calon anggota DPRD Kabupaten Semarang. Mereka menumpangi kegiatan itu untuk menyampaikan sumbangan dan sudah diproses sampai pengadilan,” kata Talkhis.
Untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang kembali, Talkhis menambahkan Bawaslu Kabupaten Semarang akan lebih sering berkomunikasi dengan kelompok seni dan budaya, untuk menyamakan persepsi terkait potensi kegiatan-kegiatan seni dan budaya apabila ditumpangi oleh kepentingan politik. Karena ketika hal itu terjadi, bisa berpotensi menjadi pelanggaran pidana pemilu maupun pelanggaran administrasi pemilu.
Hadir juga Farid Zamroni dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sebagai narasumber pada kegiatan ini. Dalam paparannya, Farid menjelaskan potensi dis/mis-informasi yang akan terjadi di tahun-tahun politik seperti ini akan sangat banyak. Berkaca dari pemilu 2019, banyak beredar berita bohong untuk saling menyerang satu sama lain peserta Pilpres 2019.
Farid Zamroni saat memaparkan materi
“Berkaca dari Pemilu 2019 yang ada di data kita itu ada sekitar 1.221 berita bohong, ini polanya saling serang antar pendukung peserta Pilpres 2019. Pada pemilu 2024 nanti pasti juga akan ada saling serang antar pendukung ini dengan berita bohong, pada tahun 2023 sampai dengan bulan Maret di data kita sudah ada 664 berita bohong,” jelasnya.
Farid menambahkan, untuk mengurangi kegaduhan di masyarakat karena efek dari berita bohong tersebut, kita diminta untuk bisa menyaring berita-berita yang ada di internet dan memberikan perlawanan terhadap berita bohong tersebut dengan memberikan data-data yang valid.
“Efek dari berita bohong tersebut bisa menimbulkan kegaduhan di masyarakat, kita yang hadir disini mari sama-sama melawan berita bohong yang banyak beredar di internet dengan cara menyaring berita-berita tersebut dengan tidak ikut menyebarkan berita yang belum teruji faktanya, bisa juga kita dengan mecari fakta-fakta tentang berita tersebut dan kemudian kita lawan dengan memposting fakta-fakta berita tersebut dengan data yang valid.” tegas Farid.