Lompat ke isi utama

Berita

"Getok Tular" dari Pasar Sawahan Kalongan

"Getok Tular" dari Pasar Sawahan Kalongan
Masyarakat Desa Kalongan saat memberikan masukan kepada Bawaslu Kabupaten semarang di Pasar Sawahan, Selasa Petang (5/11/2019)

UNGARAN – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Semarang melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Pembentukan Desa Pengawasan dengan Kelompok Sadar Wisata Loka Jaya, Karang Taruna Serta Pedagang Pasar Sawahan Desa Kalongan, Selasa Petang (4/11/2019).

Syahrul Munir (Kordiv Pengawasan Humas dan Hubal Bawaslu Kabupaten Semarang) mengatakan, ini salah satu hal yang istimewa bagi kami (Bawaslu) karena lokasi FGD bertempat di tengah sawah dan dilakukan pada malam hari.

“Ini baru pertama kali, Bawaslu melaksanaka FDG Pembentukan Desa Pengawasan di tengah sawah apalagi malam hari”, ungkapnya.

Kegiatan ini merupakan pertemuan kedua di Desa Kalongan, sebelumnya telah dilaksanakan di Balai Desa Kalongan dengan Perangkat Desa.

Munir berkata “Saya tidak melihat yang hadir disini 50 orang saja, melainkan 1000 orang.

Masyarakat yang hadir diharapkan melakukan “getok tular” kepada keluarganya dan warga yang lain.

Proses Focus Group Discussion yang dilaksanakan berjalan dengan interaktif dan cair. Salah satu warga bernama Isnanto memberikan masukan kepada Bawaslu Kabupaten Semarang.

“Saya rasa masih minim pengawasan yang dilakukan disetiap dusun di Kalongan, Saran Saya tiap dusun diberi pengawas bukan hanya pengawas desa saja”, ucapnya.  

Warga menuliskan saran, kritik dan harapan mengenai Pemilu maupun  Pilkada yang akan datang di kertas “post it”. Beberapa tulisan tersebut dibacakan oleh Moderator dan akan dibukukan oleh Bawaslu sebagai masukan.

Sebagai penutup, Kepala Desa Kalongan Yarmuji mengatakan, “Saya yakin panjenengan yang hadir disini, dapat menjadi agen-agen pengawas swadaya dan berkomitmen menolak politik uang”.

“Saya harap prinsip-prinsip untuk menolak politik uang dipegang oleh semua warga kalongan”, ungkapnya.

Kepala Desa Kalongan Yarmuji, A.Md

Menolak politik uang merupakan Amar makruf nahi mungkar, mewujudkan Indonesia menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur .