Pesan Bawaslu di Karnaval Budaya Suara Perempuan Tolak Politik Uang
|
Ambarawa – Dalam Karnaval Budaya memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia sekaligus Hari Jadi ke-320 Ambarawa yang digelar pada Minggu, 31 Agustus 202. Bawaslu Kabupaten Semarang menyoroti peran penting perempuan dalam menolak praktik politik uang. Lewat keikutsertaan di karnaval, lembaga ini menyampaikan pesan moral yang dikemas dengan cara kreatif agar mudah diterima masyarakat.
Fithriyah, Koordinator Divisi SDMO Bawaslu Kabupaten Semarang, menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis dalam mengawal demokrasi. “Perempuan adalah tiang negara. Jika mereka berani menolak politik uang, maka akan lahir pemimpin yang benar-benar amanah dan berintegritas,” ujarnya di sela-sela karnaval.
Menurut Fithriyah, praktik politik uang masih menjadi tantangan besar dalam setiap pemilu. Perempuan, yang seringkali menjadi target dari politik transaksional, perlu diberikan pemahaman dan keberanian untuk menolak. “Kami ingin mengubah mindset bahwa menerima uang dalam politik adalah hal biasa. Itu justru merusak masa depan bangsa,” tegasnya.
Bawaslu dalam karnaval kali ini membawa atribut dengan pesan-pesan penolakan terhadap politik uang. Poster, selebaran, hingga yel-yel yang disuarakan oleh para peserta kontingen Bawaslu mampu menarik perhatian penonton.
Melalui cara ini, Bawaslu berharap isu serius dapat dibumikan dengan cara yang lebih ringan dan merakyat. “Politik uang bukan sekadar pelanggaran, tapi ancaman nyata bagi kualitas demokrasi. Maka, perempuan harus menjadi garda terdepan dalam menolak,” pungkas Fithriyah.
Humas Bawaslu Kabupaten Semarang